Rabu, 07 November 2012
me
suatu perubahan yang ada dalam diri tidak selalu membuat rasa berbeda dalam bertindak. lakukan sesuatu jika kamu mampu.....
Minggu, 14 Oktober 2012
sidowarno brajan prambanan
Add caption |
Sidowarno Brajan Prambanan Klaten merupakan Desa Mandiri dan Sejahtera desa di kecamatan Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Indonesia. beberapa aspek yang ada didesa ini tentang adanya hiburan atau kesenian seperti kuda lumping, karawitan, wayang, kethoprak. srandul. kuga ada beberapa tradisi seperti sadranan,
mengenai desa ini
Rt. 15 Rw.08 dari tingkat Rw desa ini menjadi Rt.3
Kode Pos 57454
Add capti |
Selasa, 09 Oktober 2012
cerita ku
sendi lengan lepas pada sabtu 6 oktober 2012 sekitar jam 7.30 pagi. ini terjadi karena pergerakan badan dan tangan kurang bekerja sama.
ceritanya pada pagi itu sekitar jam 4.30 saya sudah bangun dan biasa membuka facebook dan melakukan keliling dunia maya dengan chatingan beberapa teman. saat ibu meminta tolong nganter ke pasar aku tidak mau dan menggerutu karena aku masih merasa ngantuk dan capek. gerutuan itu membuat kedua orang tuaku marah dan mengeluarkan banyak kata-kata yang kurang baik. pintu kamarku dipukul karna kamar aku kunci dari dalam. akhirnya beberapa jam kemudian keadaan rumah sepi dan hanya tinggal aku sendirian dikamar. facebook masih ol chatingan masih terus. setelah beberapa menit kemudian aku menaruh hp kesebelah kanan kepalaku ( saya dalam keadaan terlentang). pas mau merem tiba-tiba hp bunyi seketika aku miring kekanan dengan posisi tangan kanan dibawah badan. tangan kiri saya gunakan untuk mengambil hp saat mau balik kekiri keposisi terlentang tiba-tiba tangan kananku bergeraki keatas dan "klekk", tapi aku masih tenang karena aku berpikir hanya bunyi biasa dan tidak terlalu berbahaya. chatingan masih sempat berjalan tapi sudah mulai berkurnag dan off, serta memijat-mijat bahu yang terasa sakit. pas mau bangun badan susah digerakkan dari atas sampai bawah dan hanya bisa terbaring diatas tempat tidur dengan keadaan rumah sepi dan pintu kamar aku kunci dari dalam. sambil terbaring saya teriak memanggil bude secara terus menerus tetai tidak ada respon, saya inisiatif buat sms om kedua omku aku sms aku tunggu beberapa menit juga tidak ada balasan. akhirnya aku mencoba telepon dan akhirnya diangkat dan ada respon. disaat mau telepon omku yang satunya ternyata pulsa habis. harapan satu-satunya hanyalah omku yang aku telepon tadi, sambil menunggu om datang aku hanya bisa teriak minta tolong tapi teriakanku tidak cukup keras untuk mendatangkan orang tangan sudah mulai membiru, muka pucat, keringat ngalir deras. setengah jam kemudian om datang dan mendobrak pintu kamarku. pertolongan datang, tangan mulai diurut tetapi blum membuat nyaman. aku dibangunkan 3 orang sehingga aku bisa duduk. beberapa menit kemudian rumah mulai sepi. aku merasa kepanasan dikamar akhirnya aku memutuskan untuk keluar rumah . baru berjalan sebentar sudah tidak kuat. akhirnya aku duduk di kursi depan karena tidak kuat aku memanggil bude sehingga membuat warga berdatangan. kepala mulai pusing keringat tetap mengalir. orang tuaku dipanggil untuk pulang tetapi tidak dikasih tahu hanya diberi tahu bahwa anaknya masuk angin, setelah nyampai rumah ibu mendekati saya dan biasa saja. setelah diberitahu mengenai kondisiku yang sebenarnya ibuku menangis dan tumpahlah air mataku. warga keluarga datang dan mencari mobil untuk mengantar aku kedokter. setelah dapat saya dibawa ke poliklinik untuk melakukan foto ronsen. diperjalanan setiap gerak dikit dan nyentuh luka sya merintih kesakitan. akhirnya sampai ditempat poliklinik yoso husodo ngringin muruh gantiwarno sekitar jam 12.00 siang dan ternyata peronsenan buka jam 17.00. akhirnya aku menunggu ditempat itu saya diperiksa tekanan darah dan menunjukkan darah normal 120/80 dan saya disuntik walau aku takut jarum suntik terpasa dah mau disuntik, baru tengahnya disuntik aku bercanda dengan dokternya yang masih muda. perawat dokter meminta aku untuk istirahat didalam tetapi saya tidak mau karena jika aku tiduran susah untuk bangunya sakit banget rasanya. aku menunggu diluar dengan melihat jalan, orang lalu lalang, kendaraan kesana sini. saya jalan kesana sini waktu mulai sore jam sudah hampir menunjuk jam 17.00. akhirnya datang juga saya dironsen dan dilihat ternyata lenganku lepas dan jauh dari tempat. 2 dokter itu langsung bertindak dan akhirnya kembalilah lenganku keposisi semula saya tahu sudah kembali melalui ronsenan kedua beberapa menit kemudian. dengan tarik menarik tanganku selesai juga. aku puas dengan yang diberikan dokter itu. dokter muda dan baik, tapi maaf ya tangannya sempat aku remas nahan sakit. hehehehe!!!!!!!!!
Senin, 01 Oktober 2012
Kamis, 27 September 2012
pertumbuhan dan perkembangan ppt
https://docs.google.com/file/d/0B_8IZ08wgp1TWDc5VU5TU1NqRzg/edithttps://docs.google.com/file/d/0B_8IZ08wgp1TWDc5VU5TU1NqRzg/edit
Minggu, 16 September 2012
Rabu, 05 September 2012
keanekaragaman hayati
https://docs.google.com/presentation/d/1MjHeDjmflqtXUQkeXQcyBJH-8cpKMRxNYAVRtRDxycI/edit?pli=1#slide=id.p13
Rabu, 29 Agustus 2012
candi prambanan
Candi
Prambanan atau Candi Rara Jonggrang adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia
yang dibangun pada abad ke-9 masehi. Candi ini dipersembahkan untuk Trimurti,
tiga dewa utama Hindu yaitu Brahma sebagai dewa pencipta, Wishnu sebagai
dewa pemelihara, dan Siwa
sebagai dewa pemusnah. Berdasarkan prasasti
Siwagrha nama asli kompleks candi ini adalah Siwagrha (bahasa sansekerta yang bermakna: 'Rumah Siwa'), dan memang di garbagriha
(ruang utama) candi ini bersemayam arca Siwa Mahadewa setinggi tiga meter yang
menujukkan bahwa di candi ini dewa Siwa lebih diutamakan.
Candi ini terletak di desa
Prambanan, pulau Jawa,
kurang lebih 20 kilometer timur Yogyakarta,
40 kilometer barat Surakarta dan 120 kilometer selatan Semarang,
persis di perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Candi Rara Jonggrang terletak di desa Prambanan yang wilayahnya dibagi antara
kabupaten Sleman
dan Klaten.
Candi ini adalah termasuk Situs Warisan Dunia UNESCO, candi
Hindu terbesar di Indonesia, sekaligus salah satu candi terindah di Asia
Tenggara. Arsitektur bangunan ini berbentuk tinggi dan ramping sesuai dengan
arsitektur Hindu pada umumnya dengan candi Siwa sebagai candi utama memiliki
ketinggian mencapai 47 meter menjulang di tengah kompleks gugusan candi-candi
yang lebih kecil. Sebagai salah satu candi termegah di Asia Tenggara, candi
Prambanan menjadi daya tarik kunjungan wisatawan dari seluruh dunia.
Menurut prasasti Siwagrha, candi ini
mulai dibangun pada sekitar tahun 850 masehi oleh Rakai Pikatan,
dan terus dikembangkan dan diperluas oleh Balitung Maha Sambu, di masa kerajaan
Medang Mataram.
Pintu masuk ke kompleks bangunan ini
terdapat di keempat arah penjuru mata angin, akan tetapi arah hadap bangunan
ini adalah ke arah timur, maka pintu masuk utama candi ini adalah gerbang
timur. Kompleks candi Prambanan terdiri dari:
- 3 Candi Trimurti: candi Siwa, Wisnu, dan Brahma
- 3 Candi Wahana: candi Nandi, Garuda, dan Angsa
- 2 Candi Apit: terletak antara barisan candi-candi Trimurti dan candi-candi Wahana di sisi utara dan selatan
- 4 Candi Kelir: terletak di 4 penjuru mata angin tepat di balik pintu masuk halaman dalam atau zona inti
- 4 Candi Patok: terletak di 4 sudut halaman dalam atau zona inti
- 224 Candi Perwara: tersusun dalam 4 barisan konsentris dengan jumlah candi dari barisan terdalam hingga terluar: 44, 52, 60, dan 68
sumber informasi: http://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Prambanan
Rabu, 06 Juni 2012
laporan fisiologi tumbuhan dormansi
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN
DORMANSI KARENA
KULIT BIJI YANG KERAS
DAN
PENGARUH ZAT
PENGHAMBAT TERHADAP PERKECAMBAHKAN BIJI
DI SUSUN OLEH:
V. Ivana
Rosdianti (101434009)
Stepani Septi
Kurniawan (101434023)
Triyanto (101434029)
Gebi Marselina
Silaen (101434037)
Bernadetha Yesi
Putri (101434041)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dormansi adalah suatu keadaan berhenti
tumbuh yang dialami organisme
hidup atau bagiannya sebagai tanggapan
atas suatu keadaan yang tidak mendukung pertumbuhan normal. Dengan demikian,
dormansi merupakan suatu reaksi atas keadaan fisik atau lingkungan tertentu.
Pemicu dormansi dapat bersifat mekanis, keadaan fisik lingkungan atau kimiawi.
Banyak biji tumbuhan budidaya yang
menunjukkan perilaku ini. Penanaman benih secara normal tidak menghasilkan
perkecambahan atau hanya sedikit perkecambahan. Perilaku tertentu perlu
dilakukan untuk mematahkan dormansi sehingga benih menjadi tanggap terhadap kondisi yang kondusif bagi
pertumbuhan. Bagian tumbuhan yang lainnya yang juga diketahui berperilaku
dormansi adalah kuncup.
Kondisi dormansi mungkin dibawa sejak
benih masak secara fisiologis ketika masih berada pada tanaman induknya atau
mungkin setelah benih tersebut terlepas dari tanaman induknya. Dormansi pada
benih dapat disebabkan oleh keadaan fisik dari kulit biji dan keadaan
fisiologis dari embrio atau bahkan kombinasi dari kedua keadaan tersebut.
Memecahkan dormansi pada benih tanaman
pangan untuk mengetahui dan membedakan apakah suatu benih yang tidak dapat
berkecambah adalah dorman atau mati, maka dormansi perlu dipecahkan. Masalah utama yang dihadapi pada saat
pengujian daya tumbuh/kecambah benih
yang dormans adalah bagaimana cara
mengetahui dormansi, sehingga diperlukan cara-cara agar dormansi dapat
dipersingkat.
Ada beberapa cara yang telah diketahui
antaranya dengan perlakuan mekanis yaitu Skalirifikasi. Skalirifikasi ini mencakup
cara-cara seperti mengkikir/menggosok kulit biji dengan amplas. Melubangi kulit
biji dengan pisau, memecahkan kulit biji maupun dengan perlakuan goncangan
untuk benih-benih yang memiliki sumbat gabus. Tujuan
dari perlakuan mekanis adalah untuk melemahkan kulit biji yang keras sehingga
lebih permeabel terhadap air dan gas.
Dengan perlakuan kimia, tujuan dari
perlakuan ini adalah menjadikan kulit biji lebih mudah dimasuki air pada waktu proses
imbibisi. Larutan asam kuat seperti asam sulfat, asam nitrat dengan konsentrasi pekat membuat kulit
biji menjadi lebih lunak sehingga dapat dilalui oleh air dengan mudah.
Penyebab lain dari dormansi biji adalah
adanya zat penghambat perkecambahan. Cairan buah tertentu seperti jeruk dan
tomat mengandung zat penghambat perkecambahan sehingga mencegah biji tersebut
tidak berkecambah ketika masih dalam buah. Dormansi karena adanya zat
penghambat dapat dihilangkan dengan mencuci biji dengan air sehingga zat
penghambat akan hilang.
B.
Permasalahan
Permasalahan
dari praktikum yang kami lakukan adalah:
1.
Apakah dengan perlakuan fisik dan kimia
dapat mematahkan dormansi pada kulit biji yang keras ?
2.
Apakah zat penghambat yang terdapat
dalam daging buah berpengaruh terhadap perkecambahan biji ?
C.
Tujuan
Tujuan yang ingin
dicapai dalam praktikun ini adalah :
1.
Mematahan dormansi
pada biji karena kulit biji yang keras dengan perlakuan fisik dan kimia.
2.
Melihat
pengaruh zat penghambat yang terdapat dalam daging buah terhadap perkecambahan
biji.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
Benih
dikatakan dormansi bila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi berkecambah
walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum dianggap telah memenuhi
syarat bagi suatu perkecambahan. Dormansi merupakan terhambatnya proses
metabolisme
dalam
biji. Dormansi dapat berlangsung dalam waktu yang sangat bervariasi
(harian-tahunan) tergantung oleh jenis tanaman dan pengaruh lingkungannya.
Dormansi pada benih dapat disebabkan oleh keadaan fisik dari kulit, keadaan
fisiologis dari embrio, atau kombinasi dari kedua keadaan tersebut. Namun
demikian,
dormansi bukan berarti benih tersebut mati atau tidak dapat tumbuh kembali,
disini hanya terjadi masa istirahat dari pada benih itu sendiri. Masa ini dapat
dipecahkan dengan berbagai cara, seperti cara mekanis atau kimiawi. Cara
mekanis dengan menggunakan sumber daya alat atau bahan mekanis yang ada seperti
amplas, jarum, pisau, alat penggoncang dan sebagainya.
Sedangkan cara kimiawi dengan menggunakan bahan-bahan kimia seperti asam sulfat
pekat dan HNO3 pekat. Pada intinya cara-cara tersebut supaya
terdapat celah agar air dan gas udara untuk perkecambahan dapat masuk kedalam
benih (Suetopo, 1985).
Variasi
umur benih suatu tanaman sangatlah beragam, namun juga bukan berarti bahwa
benih yang telah masak akan hidup selamanya. Seperti, kondisi penyimpanan
selalu mempengaruhi daya hidup benih. Meningkatnya kelembaban biasanya
mempercepat hilangnya daya hidup, walaupun beberapa biji dapat hidup lebih lama
dalam air. Penyimpanan dalam botol atau di udara
terbuka pada suhu sedang sampai tinggi menyebabkan biji kehilangan air dan sel
akan pecah apabila biji diberi air. Pecahnya sel melukai embrio dan melepaskan
hara yang merupakan bahan yang baik bagi pertumbuhan pathogen penyakit. Tingkat
oksigen normal umumnya mempengaruhi dan merugikan masa hidup biji. Kehilangan
daya hidup terbesar bila benih disimpan dalam udara lembab dengan suhu 35oC
atau lebih (Dwidjoseputro, 1985).
Tipe
dormansi:
a. Dormansi
fisik : yang menyebabkan pembatasan struktural terhadap perkecambahan. Seperti
kulit biji yang keras dan kedap sehingga menjadi penghalang mekanisme terhadap
masuknya air dan gas pada beberapa jenis tanaman.
b. Dormansi
fisiologi : dapat disebabkan oleh beberapa mekanisme, umumnya dapat disebabkan
oleh pengatur tumbuh baik penghambat atau perangsang tumbuh, dapat juga oleh
faktor-faktor dalam seperti ketidaksamaan embrio dan sebab-sebab fisiologi
lainnya.
Dormansi
adalah masa istirahat biji sehingga proses perkecambahan tidak dapat terjadi,
yang disebabkan karena adanya pengaruh dari dalam dan luar biji (Salisbury dan
Ross, 1995).
Perkecambah
merupakan transformasi dari bentuk embrio menjadi tanaman yang sempurna. Perkecambahan
biji yang dipermudah dengan keadaan tertentu seperti penyucian, dengan keberadaan zat penghambat
tumbuh larut air pada kulit biji, suhu rendah, perpecahan kulit biji dan hal
lain membuat potensial bahan tanam sebagai sumber keseragaman tanaman menjadi
cukup rumit. Ditambah
lagi dengan kenyataan bahwa lingkungan relung tanah tidak akan sama pada
kondisi lapangan seperti dalam hal kandungan air, temperatur dan organisme ( Sitompul dan
Guritno, 1995).
Perkecambahan
biji adalah kulminasi dari serangkaian kompleks proses-proses metabolik yang masing-masing harus berlangsung tanpa
gangguan. Tiap substansi yang menghambat salah satu proses akan berakibat pada
terhambatnya seluruh rangkaian proses pekecambahan. Beberapa zat penghambat dalam
biji yang telah berhasil diisolir adalah soumarin dan lacton tidak jenuh, namun
lokasi penghambatnya sukar ditentukan
karena daerah
kerjanya berbeda dengan tempat dimana zat
tersebut diisolir. Zat penghambat dapat berada dalam embrio, endosperm, kulit biji maupun daging buah (Anonim,
2007).
BAB
III
ALAT,
BAHAN, DAN CARA KERJA
Acara
D.2
A. Bahan :
1.
Biji saga/ Abrus precatorius
2.
Asam sulfat pekat
3.
Akuades
B.
Alat
:
1. Cawan
petri
2. Amplas/
alat penggosok
C.
Cara
kerja :
1. Mengambil
50 biji saga dan membaginya pada 5 kelompok masing-masing 10 biji
2. Kelompok
1 : biji saga diperlakukan secara fisik dengan menghilangkan sebagian kulit
biji pada bagian yang tidak ada lembaganya. Caranya dengan mengamplasnya.
Selanjutnya dikecambahkan dalam akuades.
3. Kelompok
2, 3, 4 biji saga diperlakukan secara kimiawi dengan direndam dalam asam sulfat
pekat selama 5 menit, 10 menit, dan 15 menit. Setelah direndam biji dicuci
menggunakan akuades dan dikecambahan dalam akuades.
4. Kelompok
5: biji saga langsung dikecambahkan dalam akuades sebagai kontrol.
5. Akuades
untuk perkecambahan diganti setiap 2 hari.
6. Mengamati
kapan mulai berkecambah dan menghitung banyaknya biji yang berkecambah pada
tiap kelompok.
7. Pengamatan
dilakukan selama 2 minggu.
Acara
D.3
A.
Bahan
1. Biji
padi/gabah
2. Larutan
Buah tomat
3. Larutan
Buah jeruk
4. Larutan
Buah pepaya
5. Larutan
Buah markisa
6. Akuades
B.
Alat
1. Cawan
petri
C.
Cara
kerja
1. Mengambil
250 biji padi dan membaginya pada 5 kelompok setiap kelompok masing-masing 50
biji.
2. Mencuci
Biji padi dengan menggunakan akuades dan masukkan dalam cawan petri.
3. 4
kelompok biji padi dikecambahkan dalam larutan buah yang sudah dipersiapkan,
dan 1 kelompok kecambahkan dalam akuades sebagai kontrol.
4. Setiap
2 hari sekali cairan buah diganti dengan yang baru.
5. Sebelum
dimasukkan dalam cairan buah yang baru, biji dicuci dahulu dengan akuades
sampai bersih.
6. Mengamati
kapan mulai berkecambah, berapa jumlah biji yang berkecambah dan menentukan
presentasi biji berkecambah.
7. Setelah
perkecambahan biji pada kontrol mencapai 70%, mencuci biji yang dikecambahkan
dalam cairan buah dan mengecambahkan dalam akuades.
8. Melanjutkan
pengamatan sampai persentase biji yang berkecambah mencapai 100%.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Perkecambahan Biji Berkulit Keras
dengan Perlakuan Fisik dan Kimia
Perlakuan
|
Jumlah
Biji Saga yang Berkkecambahit Keras
dnembahan biji (biji padin menentukan presentasi biji yang berkecambah.
mengecambahkakecambah
|
||||||
Rabu
9 Mei
|
Jumat
11 Mei
|
Senin
14 Mei
|
Rabu
16 Mei
|
Jumat
18 Mei
|
Senin
21 Mei
|
Rabu
23 Mei
|
|
Diamplas
|
0
|
7
|
9
|
9
|
9
|
9
|
|
Direndam
5 menit dalam H2SO4
|
0
|
8
|
8
|
8
|
8
|
8
|
|
Direndam
10 menit dalam H2SO4
|
0
|
9
|
9
|
9
|
9
|
9
|
|
Direndam
15 menit dalam H2SO4
|
0
|
10
|
10
|
10
|
10
|
10
|
10
|
Kontrol
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
2
|
4
|
Pembahasan :
Dormansi biji saga karena kerasnya kulit biji saga dapat
dipecahkan dengan mekanisme skalirifikasi dan perlakuan kimia. Mekanisme
skalirifikasi dengan mengikir/menggosok kulit biji dengan amplas dapat
melemahkan kulit biji yang keras sehingga lebih permeabel terhadap air dan gas.
Terbukti dari hasil pengamatan, biji saga yang telah diamplas perkecambahannya
lebih banyak daripada biji saga yang hanya direndam dalam akuades.
Perlakuan kimia dengan merendam biji saga menggunakan
larutan asam sulfat dengan konsentrasi pekat membuat kulit biji saga menjadi
lunak sehingga dapat dengan mudah dilalui oleh air pada waktu imbibisi. Waktu
perendaman juga mempengaruhi kelunakan kulit biji saga. Semakin lama waktu
perendaman maka semakin lunak kulit biji saga dan mempercepat perkecambahan
biji saga. Terbukti dari hasil pengamatan, biji saga yang di rendam selama 15
menit lebih banyak yang berkecambah dibandingkan yang direndam selama 10 menit
dan 5 menit. Biji saga yang direndam selama 10 menit lebih banyak yang berkecambah
dibandingkan yang direndam selama 5 menit.
Pemecahan dormansi pada biji saga lebih cepat dengan
menggunakan larutan asam sulfat dengan konsentrasi pekat dan waktu perendaman
yang lama. Karena kulit biji saga yang direndam dengan asam sulfat dan dengan waktu
perendaman 15 menit menjadi lebih lunak sehingga mudah untuk dilalui oleh air
pada saat proses imbibisi.
Tabel 2. Pengaruh Zat Penghambat terhadap
Perkecambahan Padi
Perlakuan
|
Jumlah
Biji Padi yang Berkkecambahit Keras
dnembahan biji (biji padin menentukan presentasi biji yang berkecambah.
mengecambahkakecambah
|
||||||
Rabu 9
Mei
|
Jumat
11 Mei
|
Senin
14 Mei
|
Rabu
16 Mei
|
Jumat
18 Mei
|
Senin
21 Mei
|
Rabu
23 Mei
|
|
Direndam
dalam sari buah jeruk
|
0
|
0
|
0
|
38
|
47
|
47
|
47
|
Direndam
dalam sari buah tomat
|
0
|
0
|
0
|
41
|
44
|
44
|
|
Direndam
dalam sari buah markisa
|
0
|
0
|
0
|
0
|
9
|
13
|
|
Direndam
dalam sari buah pepaya
|
0
|
0
|
0
|
39
|
43
|
47
|
|
Kontrol
|
0
|
0
|
41
|
49
|
50
|
50
|
50
|
Pembahasan :
Zat penghambat perkecambahan mempengaruhi dormansi biji.
Semakin banyak kandungan zat penghambat dari suatu biji, maka akan semakin
memperlambat proses pemecahan biji. Dari
hasil pengamatan di atas, dapat dilihat bahwa perkecambahan kontrol lebih cepat
dan lebih banyak dari pada yang direndam dalam sari buah, karena sari buah yang
digunakan mengandung zat penghambat sehingga menghambat proses pemecahan biji
padi.
Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa pemecahan
biji padi paling lambat adalah yang menggunakan sari markisah. Hal ini
menandakan bahwa dalam sari markisah lebih banyak terdapat zat penghambat
dibandingkan dengan sari buah pepaya, tomat maupun jeruk. Sari-sari buah yang
digunakan adalah berjenis asam, dan terbukti bahwa zat asam jika digunakan
untuk biji yang kulitnya tidak terlalu tebal dan biji tetap dapat mengalami
imbibisi justru akan menghambat pemecahan biji. Apabila zat penghambat ini
tetap berada didalam biji maka dapat menghambat perkecambahan biji sehingga
mencegah biji untuk berkecambah ketika masih didalam buah. Dormansi ini dapat
dihilangkan dengan menghilangkan zat penghambat biji yaitu dengan cara mencuci
biji dengan air biasa dan merendam biji didalam air biasa yang tidak mengandung
zat penghambat.
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum yang kami lakukan adalah:
1.
Dormansi
biji dapat dipecahkan melalui perlakuan fisik yaitu dengan mengamplas biji dan
dengan perlakuan kimia yaitu dengan merendam biji dengan larutan asam pekat.
2.
Pada
buah terdapat zat penghambat yang dapat menghambat biji berkecambah. Semakin
asam sari buah, maka akan menghambat perkecambahan biji.
BAB VI
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2012. Perkecambahan. http://id.
Wikipedia.org/wiki/perkecambahan. Diakses pada tanggal 4 Juni 2012.
Dwidjoseputro. 1985. Pengantar Fisiologi
Lingkungan Tanaman. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Lita,
Sutopo. 1985. Teknologi Benih.
Jakarta : Rajawali.
Retno,
Catarina. 2012. Petunjuk Praktikum
Fisiologi Tumbuhan. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.
Salisbury dan Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Bandung :
ITB.
Sitompul. S.M. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Yogyakarta
: UGM Press.
Langganan:
Postingan (Atom)